ada-ohio.org – Halo, pernah dengar soal kebakaran hutan Australia yang terjadi beberapa tahun terakhir? Kalau kamu sempat ngikutin beritanya, pasti tahu betapa besarnya bencana itu. Bukan cuma soal hutan yang terbakar, tapi juga tentang hewan liar yang kehilangan rumah, orang-orang yang terpaksa mengungsi, dan langit yang memerah seperti adegan film.
Bencana ini bukan hal baru di Australia. Setiap musim panas, negeri Kanguru memang langganan kebakaran hutan. Tapi yang terjadi pada 2019 sampai awal 2020 benar-benar di luar dugaan. Api merajalela di hampir semua negara bagian. Luas wilayah yang terbakar? Sampai jutaan hektar.
Baca Juga : Profil Syifa Hadju Lengkap
Apa yang Menyebabkan Kebakaran Hutan di Australia?
Sebenarnya penyebab kebakaran hutan Australia itu cukup kompleks. Tapi ada beberapa faktor utama yang bikin kondisi makin parah. Pertama, musim panas yang sangat ekstrem. Suhu di beberapa daerah bahkan tembus 45 derajat Celsius. Kebayang nggak tuh panasnya?
Kedua, kekeringan berkepanjangan. Curah hujan rendah bikin tanah dan vegetasi kering kerontang. Daun-daun jadi mudah terbakar. Ditambah lagi dengan angin kencang yang menyebarkan api dengan cepat. Kombinasi inilah yang jadi pemicu utama kebakaran besar waktu itu.
Selain itu, ada juga faktor manusia. Beberapa titik api ternyata berasal dari ulah orang yang sengaja membakar atau ceroboh dalam aktivitas di alam bebas. Ini jadi pelajaran penting bahwa menjaga hutan bukan cuma tugas pemerintah, tapi juga kita semua.
Baca Juga : Lisa BLACKPINK dan Peran Pentingnya di Dunia K-Pop
Musim Api yang Tak Biasa
Biasanya, kebakaran hutan Australia terjadi antara Desember sampai Februari. Tapi musim kebakaran kali ini mulai lebih cepat, sekitar September 2019, dan berlangsung lebih lama dari biasanya. Ini yang bikin pemerintah dan warga benar-benar kewalahan.
Bayangin aja, hutan yang terbakar itu nggak cuma satu atau dua tempat. Tapi hampir di seluruh negara bagian. Mulai dari New South Wales, Victoria, Queensland, sampai Australia Selatan. Bahkan Canberra, ibukota negara, juga sempat diselimuti asap pekat selama berminggu-minggu.
Baca Juga : Ria Ricis Ungkap Rencana Sekolahkan Moana ke Luar Negeri
Hewan Liar Jadi Korban Utama
Salah satu dampak paling memilukan dari kebakaran hutan Australia adalah nasib hewan-hewan liar. Koala, kanguru, wombat, dan berbagai spesies burung serta reptil kehilangan habitat mereka. Banyak dari mereka yang nggak sempat kabur dan akhirnya ikut terbakar.
Koala jadi simbol paling menyentuh dari tragedi ini. Gambar dan video koala yang tubuhnya gosong dan menangis kesakitan sempat viral di media sosial. Para relawan dan petugas pemadam kebakaran berusaha menyelamatkan mereka, tapi jumlah yang bisa diselamatkan masih sangat sedikit dibanding yang hilang.
Diperkirakan sekitar satu miliar hewan mati atau terdampak. Itu angka yang sangat besar. Bukan cuma soal jumlah, tapi juga tentang keseimbangan ekosistem yang terganggu. Bisa jadi, beberapa spesies endemik akan makin langka atau bahkan punah.
Baca Juga : Perjalanan Karier Winter aespa di Dunia K-Pop
Langit Merah dan Udara Beracun
Selama masa kebakaran hutan di Australia, langit di beberapa kota berubah warna. Dari biru cerah jadi merah menyala atau oranye pekat. Asap tebal menyelimuti udara, membuat jarak pandang jadi terbatas. Bahkan sinar matahari pun sulit menembus kabut asap.
Ini nggak cuma ganggu aktivitas sehari-hari, tapi juga bahaya buat kesehatan. Banyak warga yang mengeluhkan gangguan pernapasan. Masker jadi barang wajib, bukan karena virus, tapi karena polusi udara dari kebakaran. Rumah sakit penuh dengan pasien yang mengalami sesak napas dan asma.
Bahkan kualitas udara di Canberra sempat dinyatakan sebagai yang terburuk di dunia. Lebih buruk dari kota-kota besar seperti Beijing atau Delhi. Kondisi ini menunjukkan betapa seriusnya dampak kebakaran hutan Australia, bukan cuma bagi lingkungan tapi juga bagi manusia.
Peran Pemadam Kebakaran dan Relawan
Di tengah kobaran api yang nggak kunjung padam, ada banyak kisah heroik dari petugas pemadam kebakaran. Mereka rela meninggalkan keluarga demi memadamkan api di titik-titik berbahaya. Beberapa dari mereka bahkan kehilangan nyawa saat bertugas.
Bukan cuma petugas resmi, banyak warga biasa yang ikut turun tangan. Mereka jadi relawan, bantu evakuasi, antar makanan, dan rawat hewan-hewan yang terluka. Dukungan juga datang dari luar negeri. Tim pemadam dari Amerika Serikat, Kanada, dan Selandia Baru ikut membantu.
Saat kebakaran hutan Australia mencapai puncaknya, rasa solidaritas benar-benar terasa. Masyarakat saling bahu membahu, bukan cuma untuk bertahan, tapi juga untuk bangkit bersama. Ini jadi pengingat bahwa dalam bencana, kemanusiaan selalu menemukan jalannya.
Dampak Ekonomi yang Luar Biasa
Bencana sebesar ini tentu nggak datang tanpa dampak ekonomi. Kerugian yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan Australia mencapai miliaran dolar. Banyak rumah yang hancur. Infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan jaringan listrik rusak berat.
Industri pariwisata juga terpukul. Banyak turis membatalkan perjalanan karena asap dan bahaya kebakaran. Sektor pertanian rugi besar karena ladang dan peternakan terbakar. Ribuan warga kehilangan pekerjaan dalam waktu singkat.
Asuransi pun kewalahan menangani klaim. Banyak keluarga yang harus memulai hidup dari nol. Pemerintah setempat dan federal harus mengalokasikan dana besar untuk pemulihan. Meski bantuan datang, jalan untuk pulih total jelas butuh waktu lama.
Dunia Ikut Menyoroti
Media dari seluruh dunia ramai memberitakan kebakaran hutan Australia. Foto-foto satelit menunjukkan betapa luasnya wilayah yang terbakar. Organisasi lingkungan internasional menyuarakan keprihatinan mereka. Para selebritas dan tokoh publik juga ikut angkat suara.
Banyak donasi dikumpulkan lewat media sosial. Selebriti seperti Chris Hemsworth, Elton John, dan Kylie Jenner menyumbang dalam jumlah besar. Kampanye #PrayForAustralia sempat viral dan menyatukan perhatian dunia pada bencana ini.
Hal ini menunjukkan bahwa isu lingkungan bukan hanya urusan satu negara. Ketika hutan di satu belahan dunia terbakar, efeknya bisa terasa secara global. Udara yang tercemar bisa menyebar. Emisi karbon meningkat. Iklim dunia pun ikut berubah.
Apa Hubungannya dengan Perubahan Iklim?
Satu hal yang sering dibahas seiring terjadinya kebakaran hutan Australia adalah kaitannya dengan perubahan iklim. Para ilmuwan bilang bahwa pemanasan global bikin musim panas jadi makin ekstrem. Suhu naik, kelembapan turun, dan potensi kebakaran makin tinggi.
Curah hujan yang tidak menentu juga memperparah situasi. Ada periode panjang tanpa hujan, lalu tiba-tiba hujan deras yang justru memicu banjir dan longsor setelah kebakaran. Ini jadi siklus bencana yang saling berkaitan.
Isu ini memang masih jadi perdebatan, terutama di ranah politik. Tapi semakin banyak bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa kita tidak bisa mengabaikan dampak perubahan iklim. Kebakaran hutan Australia adalah salah satu alarm yang keras untuk kita semua.
Upaya Pemulihan Pasca Kebakaran
Setelah api padam, tantangan belum selesai. Pemulihan butuh waktu dan kerja sama banyak pihak. Pemerintah Australia meluncurkan berbagai program untuk rehabilitasi. Mulai dari pembangunan kembali infrastruktur, bantuan untuk petani, sampai restorasi hutan.
Para peneliti dan ahli lingkungan juga turun tangan. Mereka meneliti wilayah yang rusak dan mencoba mencari cara terbaik untuk mengembalikan ekosistem yang terganggu. Beberapa proyek reboisasi dilakukan untuk menanam kembali pohon-pohon yang hilang.
Hewan-hewan yang selamat dirawat di pusat-pusat rehabilitasi. Mereka yang cukup sehat akan dilepas kembali ke alam saat habitat sudah pulih. Meskipun butuh waktu lama, proses ini penting untuk menjaga keberlanjutan spesies endemik Australia.
Perubahan dalam Kebijakan dan Kesadaran Publik
Satu hal positif dari tragedi ini adalah meningkatnya kesadaran publik soal pentingnya menjaga lingkungan. Banyak orang yang mulai berpikir ulang soal kebiasaan mereka. Isu lingkungan jadi lebih sering dibahas. Kampanye tentang pengurangan emisi karbon makin digaungkan.
Pemerintah juga mulai menyesuaikan kebijakan. Penanganan darurat ditingkatkan. Sistem peringatan kebakaran diperbarui. Rencana pengelolaan hutan dievaluasi kembali. Semua ini jadi langkah awal untuk mencegah agar bencana sebesar kebakaran hutan Australia tidak terulang